Diskusi Pemilu 2024 bersama Fisipol UKI dan Jubir Ketiga Capres RI
“Proses pemilu menimbulkan keraguan publik terhadap nilai demokrasi yang sesungguhnya. Masih banyak permasalahan dalam proses pemilu salah satunya money politic. Pancasila harus menjadi penuntun dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 demi tegaknya demokrasi dan hukum yang berkeadilan sosial. Tantangan pemerintah saat ini ialah mengembalikan demokrasi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pancasila diterapkan maka ketahanan nasional dan perkembangan ekonomi Indonesia akan semakin kuat,” ujar Dosen Program Studi Ilmu Politik Fisipol UKI, F.X. Gian Tue Mali, M.Si., sebagai penanggap dalam kegiatan Focus Group Discussion: DISRUPSI (Diskusi Rubrik Politik, Komunikasi, & Seputar Hubungan Internasional).
Kegiatan FGD ini merupakan hasil kolaborasi antara Center for Security and Foreign Affairs Studies (CESFAS) Prodi HI FISIPOL UKI, Prodi Ilmu Politik UKI bersama Gerakan Mahasiswa Krsiten Indonesia (GMKI) & Inadis dengan tema utama "2024 is Heating Up”, yang dilaksanakan tanggal 28 Februari 2024 di Auditorium Graha William Soeryadjaya UKI Cawang.
Dekan Fisipol UKI, Dr. Verdinand Robertua, M.Soc. Sc. mengapreasiasi penyelenggaran Pemilu 2024 yang telah berlangsung. “Universitas Kristen Indonesia mendukung pelaksanaan Pemilihan Umum yang Langsung Umum Bebas dan Rahasia serta Jujur dan Adil demi tegaknya demokrasi dan hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Melalui diskusi ini diharapkan memberikan manfaat bagi kalangan muda. Generasi muda antara usia 18 – 30 tahun, diharapkan lebih peduli terhadap politik untuk menentukan masa depan bangsa,” kata Verdinand Robertua.
Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom, berharap generasi muda khususnya mahasiswa dapat mengawal proses pemilu 2024. Kebijakan politik salah satunya dapat mempengaruhi iklim investasi di Indonesia yang berkeadilan sosial dan menyejahterakan masyarakat.
Direktur Pusat Kajian CESFAS Proi HI UKI, Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si. memandu jalannya diskusi sebagai moderator antara mahasiswa FISIPOL UKI dengan Fatia Masriati (Juru Bicara Muda Tim Nasional 01), M. Pradana Indraputra S.E., M.E., (Koordinator Nasional Penerus Negeri dari 02) dan Gifari Shadad Ramadhan (Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional 03).
Fatia Masriati dan seluruh Tim Nasional 01, menghormati penyelenggaraan pemilu dan apapun hasilnya. “Saat ini hasil perhitungan pemilu masih berproses di Komisi Pemilihan Umum. Apapun hasilnya, kami mengedepankan penegakan hukum dan etika sesuai Undang Undang di Republik Indonesia,” ujar Fatia.
Pradana Indraputra S.E., M.E. mengakui demokrasi di Indonesia sudah semakin dewasa. “Pemilu berlangsung damai dan lancar. “Siap menang dan siap kalah. Penetapan rekapitulasi suara pilpres dan pileg 2024 akan dilakukan tanggal 20 Maret 2024. Saya berharap generasi muda bergandengan tangan menyikapi hasil Pemilu. Kami dari 02 memiliki kebijakan yang mengutamakan kepentingan negara Indonesia, salah satunya hilirisasi nikel. Diplomasi ekonomi yang dilakukan bukan diplomasi basa-basi. Kami mendorong investor asing dan peningkatan usaha UMKM di Indonesia,” ujar Pradana Indraputra.
Gifari Shadad Ramadhan turut menjelaskan pasangan capres cawapres nomor 03, selalu menyerap aspirasi masyarakat dan menyimpulkan bahwa keinginan masyarakat adalah adanya lapangan pekerjaan. “Fokus pada mengurangi tingkat kemiskinan dengan memperjuangkan pendidikan. Serta mendukung transformasi energi bersih dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebagai upaya mengurangi dampak perubahan iklim,” kata Gifari Shadad Ramadhan.
Sebagai penutup, kontradiksi yang terjadi harus menjadikan masyarakat Indonesia lebih mawas dan siap memilih berada di sisi sejarah yg mana, ucap moderator.